Minggu, 12 Juli 2015

Love Story (1): Pilot

Tahun lalu aku ingat kalau ingin mengaktifkan blog ini lagi dan membuat tulisan-tulisan yang berdasar atas curahan hatiku agar bisa menjadi pelajaran bagi diriku dan orang lain. Namun keadaan yang membuat aku harus sibuk dengan hal yang lain sehingga tidak ada satu waktu pun yang bisa aku manfaatkan untuk mengadukan jari tanganku dengan keyboard laptop ini untuk menuliskan kisah yang sangat berkesan dalam hidupku.

Tetapi apa yang aku rasakan tahun lalu kini terasa kembali. Saat ini aku benar-benar berlatih untuk mengelolah rasa sakit karena patah hati oleh kaum hawa yang sempat singgah di hatiku. Mungkin sudah jalannya seperti ini, tetapi bukanlah seorang manusia jika memang ternyata segala sesuatu yang telah dilaluinya tidak bisa dijadikan pelajaran berharga dalam hidupnya.

Sebelum memulai semua cerita yang akan aku tuliskan mungkin terlebih dahulu aku akan memperkenalkan sedikit tentang kehidupanku saat ini. Aku adalah putra kelahiran Makassar pada tanggal 31 Juli 1995, besar dan lahir di sana. Anak keempat, kandungan ketiga dari lima bersaudara dan hidup di lingkungan menengah ke bawah serta sederhana.

Aku memulai pendidikanku di sekolah dasar yang selalu berpindah-pindah. Kemudian melanjutkan ke tingkat sekolah menengah dengan durasi yang cukup singkat karena masuk di kelas akselerasi. Setelah itu meninggalkan keluarga untuk masuk ke sekolah tingkat atas yang mengharuskan aku untuk tinggal di asrama tepatnya di pegunungan latimojong, SMA Negeri 2 Tinggimoncong.

Saat ini aku sedang menempuh masa studi dengan merantau ke Institut Teknologi Bandung di program studi Teknik Sipil angkatan 2012. Sungguh aku merasakan banyak perbedaan budaya dan karakter orang-orang di tempat ini. Menjadi seorang perantau membuatku harus lebih ekstra dalam belajar agar tidak sia-sia dalam menuntut ilmu.

Akhirnya, untuk memaksimalkan pendidikan di sini aku mengikuti banyak serangkaian kegiatan untuk menjadikan masa pendidikan ini lebih bermakna dan bisa meningkatkan pengetahuanku tentang pendidikan baik itu dari segi hardskill di perkuliahan, maupun dari segi softskill. Makanya aku mengikuti beberapa kegiatan-kegiatan yang menurut aku esensial dan bisa menunjang proses pembentukan karakter selama berkuliah di sini.

Dimulai dengan memasuki suatu unit kegiatan kemahasiswaan berbasis kedaerahan yakni UKSS ITB atau Unit Kesenian Sulawesi Selatan ITB. Tempat di mana aku menemukan keluarga pertamaku di Bandung. Tempat yang menjadikanku bisa belajar banyak dalam mengelola pemikiran dan perasaan. Tempat untuk mengekspresikan emosi dalam kesenian dan menghasilkan karya-karya yang bisa dipentaskan. Sempat menjadi ketua Tim Pembentukan Alumni UKSS ITB dan akhirnya terbentuk, dan yang paling berkesan adalah pernah menjadi Ketua Umum UKSS ITB.

Selain itu aku mengikuti kegiatan keprofesian dalam sebuah organisasi bernama Himpunan Mahasiswa Sipil ITB (HMS-ITB). Di HMS-ITB juga aku belajar banyak tentang pengambilan keputusan berdasarkan alasan dan esensi yang ada dalam sebuah tindakan. Sempat menjadi anggota Komisi Pekerja Badan Perwakilan Anggota (BPA HMS-ITB) dan akhirnya sekarang bisa menjadi representasi dari kurang lebih lima ratus mahasiswa yang tergabung di dalam himpunan ini. Sungguh tanggung jawab yang sangatlah besar.

Dari setiap tanggung jawab yang aku ambil, selalu ada yang mengganggu dan sekaligus menghiasi keberjalanannya, yaitu cinta. Cinta selalu saja membuat semua yang bisa dipikirkan menjadi tak mampu dipikirkan sama sekali dan bisa membuat semua yang logis menjadi sesuatu hal yang tidak berlaku lagi di dalamnya.

Berikut adalah kisahku, tentang hidupku, cintaku, dan tentang kamu :)


Jumat, 09 Mei 2014

Hello World!

Akhirnya setelah setahun blog ini tidak ada postingan.
Hari ini adalah awal dari hari-hari tersuram dalam hidupku.
Namun ini menjadi titik awal agar semua orang mengetahui kisah yang cukup menarik untuk diceritakan.

Ini kisah tentang diriku.
Kisah tentang indahnya sebuah kehidupan.
Kisah yang membuktikan bahwa Tuhan itu mampu membolak-balikkan perasaan seorang manusia.

Beberapa postingan kedepan akan menceritakan tentang kisah yang sesungguhnya terjadi di dalam kehidupanku. Sebuah kisah yang tidak akan pernah kulupakan.

Selasa, 07 Mei 2013

Sebuah cerita, PMR Wira Smudama


Palang Merah tempat kita
Bercerita dan berbagi rasa
Suka duka t’lah kita lewati
Dengan tulus dan ikhlas

Namun kini kita ‘kan berpisah
Lanjutkanlah bakti suci ini
Dengan semangat kepalangmerahan
Wujud nyata bersama
Dan sambutlah salam hangat kami
Lewat lagu yang kami nyanyikan

Syair lagu di atas pertama kali terdengar ketika saya mengikuti Jumbara Daerah Sulawesi Selatan. Lagu yang kian meyakinkan saya untuk bersemangat mengikuti segala kegiatan kepalangmerahan. Lagu yang di saat hari ini selalu membuat saya kembali teringat semua kenangan ketika berlabel palang merah apabila mendengarkan kembali lagu ini. Bukan sesuatu yang salah ketika sebuah rutinitas yang kita lakukan secara kontinu terhenti dan kita akan sangat merindukan rutinitas yang pernah kita kerjakan  itu di saat-saat seperti ini.
International Red Cross and Red Crescent Society

Sebenarnya, Smudama telah disetting untuk membuat ekstrakurikuler PMR Wira SMAN 2 Tinggimoncong menjadi suatu ekskul yang wajib dan menjanjikan sebuah pilihan yang menarik bagi mereka yang berminat untuk masuk ke dalam ekskul ini. Mungkin banyak di antara kami yang masuk di dalam himpunan orang-orang yang bergerak di dalam sosial ini masuk karena ketidaktahuan arah dan tujuan minat kami sebelumnya, bahkan saya ingin masuk ke dalam ekskul PMR Wira SMAN 2 Tinggimoncong karena ingin menghindar dari berbagai macam jenis hafalan yang akan dilakukan di Pramuka Mandala-Kirana Celebes, namun ternyata setelah masuk di ekskul ini, nampaknya hafalan yang diharuskan lebih banyak dikarenakan sebuah catatan turun temurun yang harus kami tulis dan hafalkan untuk bisa mempertahankan prestasi organisasi dari ekskul ini.

Bukan sebuah keterpaksaan, tetapi segala sesuatu yang telah kita pilih harus bisa kita pertanggungjawabkan. Saya begitu yakin ketika berada di bawah naungan organisasi berasaskan 7 prinsip dasar ini, saya bisa menyalurkan bakat yang telah saya miliki sebelumnya dan bisa lebih memanfaatkannya ke arah sosial. Sempat terlintas sedikit rasa penyesalan yang mengganggu di dalam pikiran saya karena menjadi seorang boyscout itu akan lebih ‘keren’ ketimbang menjadi seorang volunteer palang merah. Namun saya tetap percaya bahwa apa yang telah saya miliki bisa dibuat menjadi sesuatu yang lebih ‘keren’ dibandingkan dengan yang lainnya.

Palang Merah Indonesia

Semuanya berawal dari sebuah panggilan mengikuti suatu latihan gabungan. Empat orang dari kami, yakni saya, Hicary, Suci, dan Fitriah dipanggil untuk mengikuti latihan gabungan tersebut. Segala persiapan telah kami lakukan karena kami yakin bahwa setiap kepercayaan yang diberikan itu harus dijaga amanahnya dan usahakan untuk tidak pernah menyimpang dari kepercayaan yang telah diberikan kepada kita. Dengan persiapa yang matang, akhirnya kami siap untuk mengikuti kegiatan tersebut. Saya pun sangat bersemangat mengikutinya dan akhirnya mendapatkan arti yang lebih terhadap kepalangmerahan dibandingkan dengan yang lain. Hal inilah yang memotivasi saya untuk bisa lebih berkembang dan bisa memanfaatkan potensi yang ada untuk meraih semua yang diharapkan.

Semua berlanjut ketika nama PMR Wira SMAN2 Tinggimoncong telah besar di kalangan unit Palang Merah Remana (PMR) PMI Kabupaten Gowa, bahkan ketika itu, piala tertinggi di Smudama didapatkan dari hasil jerih payah anggota PMR Smudama. Dengan bekal tersebut saya yakin bisa lebih berkembang di oraganisasi ini, alhasil kesempatan memburu piala yang banyak di Smudama bisa tercapai, eksis di kalangan unit palang merah remaja se-Kabupaten Gowa tercapai dengan menjadi duta ‘Daeng’ palang merah remaja Gowa, serta yang paling mengejutkan ketika membawa nama Gowa menjadi juara 2 Jumbara Daerah (Bone-2010) dan membawa nama Sulawesi Selatan menjadi juara 2 umum Jumbara Nasional (Gorontalo-2011).


Palang Merah Remaja (PMR) Wira

Semua kerja keras yang membawa dampak positif dan memberikan banyak pengalaman serta pelajaran untuk bisa mengembangkan diri lebih lanjut, bahkan ketika kembali dari semua itu, saya mendapatkan amanah untuk memegang jabatan tertinggi di kepengurusan organisasi yang berdasarkan tribakti palang merah remaja ini.

Semua hanyalah soal motivasi. Di saat kita tidak menyukai sesuatu yang kita pilih, di saat kita tidak ingn melanjutkan apa yang telah kita pilih, dan di saat kita merasa jenuh dengan apa yang kita pilih, percayalah apapun yang kita lakukan dengan niat yang ikhlas pasti ada manfaatnya baik itu bagi diri kita dan bagi orang lain. Palang merah telah mengajarkan saya sesuatu yang sangat berharga, bahkan saya sempat meneteskan air mata ketika harus meninggalkan organisasi ini.

8 Mei adalah hari lahir J. Henry Dunant yang disepakati sebagai peringatan hari palang merah dan bulan sabit merah internasional.

SELAMAT HARI PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL
“INTER ARMA CARITAS”


ini dia Palang Merah Remaja Wira SMAN 2 Tinggimoncong


PMR Wira SMAN 2 Tinggimoncong bersama dengan PMI Gowa


ini waktu di Gorontalo, Jumbara Nasional ^^


masih cupu sekali, tapi jadi "Daeng" duta PMR PMI Gowa


hohoho. Finally, ini yang paling berharga, Juara 2 Umum Jumbara Nasional


Pengurus Inti PMR Wira SMAN 2 Tinggimoncong masa bakti 2011/2012


sekertaris yang selalu membantu...


HIDUP PMR......!!!!!

PALANG MERAH REMAJA INDONESIA


Sabtu, 27 April 2013

Long Distance Relationship dan Kaitannya dengan Teori Relativitas Khusus


Pernahkah Anda mengalami Long Distance Relationship (LDR)? Ataukah sekarang Anda tengah menjalaninya?

Long Distance Relationship 

Tentu saja metode hubungan yang seperti ini sudah sering kita dengar di sekitar kita. Bagi mereka yang sedang menghadapi indahnya LDR, maka ada beberapa kemungkinan yang bisa mendefenisikan kekuatan cinta mereka berdua. Kemungkinan yang pertama adalah kekuatan cinta mereka yang bisa menahan rasa rindu dan saling terpisah dengan jarak yang tidak dekat mungkin bisa dibilang merupakan kekuatan yang lebih dan nilai plus untuk mereka yang menjalaninya.

Namun kemungkinan yang kedua, kekurangannya ialah akan banyak masalah yang ditimbulkan apabila salah satu pasangan dengan yang lainnya sudah tidak saling percaya karena memang mereka sedang dalam keadaan yang terpisah dengan jarak yang jauh dan memungkinkan seperti hal yang tidak diinginkan bisa terjadi. Tetapi bagi mereka yang sangat kuat jalinan kasih antara satu dengan yang lain maka akan dengan sangat mudah menjalani ini tanpa adanya masalah yang sulit untuk diselesaikan.

Terpisah jarak membuat metode ini bisa menimbulkan sesuatu yang relatif yang di dalam ilmu fisika kita kenal sebagai relativitas. Prinsip ini juga bisa kita gunakan dalam hubungan jarak jauh ini. Di abad yang ke-20, para ilmuan fisika, salah satunya Albert Einstein, mendapatkan beberapa fenomena yang menarik mengenai pergerakan benda secara makro maupun mikro yang kecepatannya mendekati kecepatan cahaya. Sebelumnya, kecepatan relatif pada zaman fisika klasik telah dijabarkan oleh konsep Transformasi Galileo yang memberikan persamaan bagi benda yang memiliki kecepatan yang jauh di bawah kecepatan cahaya yang besarnya 300.000 km/s.


Speed of lights = c = 300.000 km/s

Kemudian pada zaman fisika modern, Ttransformasi Galileo ternyata tidak bisa menjelaskan benda yang bergerak dengan kecepatan mendekati nilai dari kecepatan cahaya. Menurut Einstein, waktu dan panjang serta variabel lain dari benda tersebut menurut kerangka atau pengamat tertentu akan berbeda dengan variabel ketika ia diukur dalam keadaan diam dalam suatu kerangka acuan tertentu. Prinsip ini dikenal sebagai Transformasi Lorentz. Akhirnya Einstein mengembangkan prinsip tersebut dan menghasilkan persamaan yang menunjukkan bahwa 'waktu' menurut kerangka yang diam yang diukur menurut pengamat tertentu akan terasa lebih lama dibandingkan dengan sebelumnya, ini disebut Dilasi Waktu. Selain itu, panjang atau jarak suatu benda yang diukur dengan pengamat tertentu akan menjadi lebih pendek atau dekat jika bergerak dengan kecepatan tertentu dengan syarat harus mendekati kecepatan cahaya.

Albert Einstein

Bagi para pasangan yang menjalani LDR, pasti mereka akan merasakan dilasi waktu dan kontraksi panjang ini. Menurut sumber dari blog yang pernah saya baca tentang “LDR menurut Einstein”, seseorang yang menjalani hubungan jarak jauh jika ingin memenuhi persamaan prinsip energi dari Einstein haruslah memberikan sinyal cinta dan kasih sayangnya yang nilainya bisa dianalogikan mendekati kecepatan cahaya. Apabila suatu pasangan LDR bisa melakukan hal itu, maka menurut kerangka acuan tertentu baik pasangan yang satu dengan yang lainnya akan merasakan dilasi waktu dan kontraksi panjang. Dilasi (Delay) waktu yang dirasakan jika sinyal cinta yang diberikan mendekati kecepatan cahaya akan memberikan pernyataan bahwa waktu yang cepat akan terasa sangat lama. Di sinilah konsep dilasi waktu digunakan. Menurut pasangan LDR yang seperti ini, waktu yang memisahkan sungguhpun dalam kenyataannya singkat, namun bagi mereka yang menjalani akan terasa sangat lama (dilasi waktu).

Relativitas Dilasi Waktu-Kontraksi Panjang

Konsep kontraksi panjang juga berlaku di sini. Sama halnya dengan kasus di atas, jika pasangan tersebut juga bisa memberikan sinyal-sinyal cinta yang besar nilainya mendekati kecepatan cahaya maka akan mengalami kontraksi (penekanan/penurunan) panjang. Menurut kenyataannya mungkin jarak yang memisahkan antara mereka berdua akan sangat jauh dan panjang. Namun jika menurut pengamat dengan kerangka yang lain akan menyebabkan 'kontraksi panjang' sehingga seakan-akan terasa jarak yang memisahkan antara mereka berdua itu semakin pendek dan semakin dekat jaraknya. Inilah yang menyebabkan pasangan-pasangan LDR ini bisa bertahan dengan jarak yang sangat jauh namun relatif terhadap kerangka yang lain akan terasa sangat dekat.

"if you can give a powerful 'love signal' to her close to the speed of light, then the time will slow and the distance between you and her will closer." (MAGHS)

Smudama dalam Termodinamika

Dalam ilmu fisika, gas ideal merupakan keadaan saat gas memenuhi persamaan gas umum dari PV = nRT dan hukum gas lainnya di semua suhu dan tekanan. Kebalikan dari gas ideal adalah gas nyata. Ggas nyata (tidak ideal) tidak mematuhi persamaan gas umum dan hukum gas lainnya di semua kondisi suhu dan tekanan.

Persamaan gas ideal

Semua orang yang pernah melalui kehidupan di Smudama pasti pernah merasakan sebuah kisah yang ideal di dalam hidupnya. Kehidupan di Smudama selalu menjadi sesuatu hal yang sangat ideal dan bisa diaproksimasikan galat yang terjadi untuk sebuah kehidupan yang lebih baik itu terminimalisasi.

Maksud dari pernyataan tersebut adalah ketika Smudamers pertama kali melangkahkan kaki ke Smudama hingga mereka angkat kaki dari tempat itu, kehidupan mereka di sana akan menjadikan mereka merasa bahwa di Smudama lah tempat yang paling ideal yang ada di dalam perjalanan hidup mereka semua.

Banyak pelajaran yang bisa didapatkan di Smudama hingga menjadikan mereka yang berasal dari tempat, budaya, dan sifat yang berbeda-beda bisa disatukan di dalam sebuah tempat yang membuat mereka semakin kompak serta mengetahui segala jenis metode untuk bisa menangani masalah bersama-sama. Saya termasuk orang yang merasakan hal tersebut.

Ketika berada di Smudama, seperti kita berada di dalam sebuah wadah tertutup yang tidak mendapatkan gangguan dari luar yang menyebabkan segala jenis tekanan, suhu, dan lain sebagainya akan tetap seiring berjalannya waktu yang menyebabkan kehidupan di sini layaknya sebuah gas ideal. Kita juga sebenarnya bisa menganalogikan kehidupan di Smudama sama seperti menggunakan efisiensi mesin carnot dengan tingkat efisiensi energinya sebesar 100%.

Mesin Carnot

Kegiatan di Smudama menuntut kita untuk bisa menjadi seorang yang idealis dan bisa menyelesaikan masalah secara terstruktur dan memeberikan kita pelajaran akan hal itu. Masalah kedisiplinan, on-time, kepekaan sosial, dan persatuan yang menjadikan kita sebagai sekolah yang masih bisa diandalkan sampai saat ini. Namun mungkin semua prinsip tersebut akan terputus ketika kita keluar dari tempat ini. Saat keluar dari Smudama saya merasakan seperti terjadi distorsi kehidupan yang menuntut kita yang terbiasa hidup secara ideal di Smudama menjadi seseorang yang  bisa berperilaku realistis untuk segala tantangan yang ada di luar.
Smudama

Jika di Smudama mungkin semua orang bisa diajak untuk bekerja sama, belum tentu di luar sana. Jika di Smudama mungkin semua orang akan on-time, tidak selamanya itu terjadi di luar sana. Bahkan saya yang sekarang sedang studi di tempat yang saya anggap sebagai salah satu tempat yang ideal di negara ini masih belum bisa merasakan tingkat idealitas yang pernah tertanam sejak di Smudama. Kehidupan yang ideal di sana tidak terlalu bisa kita terapkan di sini, sungguhpun tempat yang seperti ini bukan tempat kita untuk terjun langsung ke masyarakat.

Tetapi Smudama telah mengajarkan semuanya. Smudama telah mengajarkan kita untuk bisa berinteraksi dengan baik oleh lingkungan yang baru dan bisa menerima realita yang ada di lapangan. Smudama telah mengajarkan kita untuk bersikap idealis agar kita mengetahui pernyelesaian masalah-masalah yang secara kenyataan timbul akibat ada gangguan atau distorsi dari luar. Itulah mengapa Smudama sangat bisa dianggap sebagai gas ideal dan juga bisa dianalogikan sebagai mesin carnot yang memiliki efisiensi 100%.
Smudama, Never Ending Story

Kamis, 25 April 2013

ALIGHT, Cahaya Monokromatis !!


Tahukah kalian tentang cahaya monokromatis?
 Cahaya Monokromatis
Cahaya monokromatis adalah cahaya yang memiliki panjang gelombang yang sama di semua sisi cahaya yang ditimbulkan, jadi monokromatis artinya adalah hanya ada satu panjang gelombang yang dihasilkan. Alight seperti cahaya itu di Smudama. Kalian berasal dari berbagai macam sifat tetapi dapat saling bersatu menjadi sebuah cahaya yang memiliki panjang gelombang yang sama di Smudama. Cahaya yang terus menyinari Smudama sampai akhir dimana kalian bertemu dengan sebuah hal yang bernama 'pagel'. 

Di dalam perjalanan sinar monokromatis ini, pagel menjadi sebuah celah yang memisahkan sinar-sinar tersebut yang menyebabkan peristiwa interferensi terjadi. Sinar monokromatis yang masuk ke dalam celah tersebut akan terpisahkan menjadi sebuah pola gelap-terang yang saling bergantian satu sama lain dan terlihat pada layar.

Sekarang mungkin sinar-sinar tersebut telah berpisah, tetapi jangan biarkan kalian termasuk ke dalam pola interferensi destruktif (gelap) yang gelombangnya saling memperlemah dan saling meniadakan sehingga intensitasnya menjadi minimum dan menjadikan kalian termasuk dalam pola yang gelap yang dalam hal ini menjadikan kalian semakin terpuruk di luar sana.

Alighter's

Tetapi jadilah pola interferensi konstruktif yang gelombangnya saling memperkuat satu sama lain dan menghasilkan pola terang yang menyebabkan kalian bisa terus bersinar sesuai dengan panjang gelombang yang sama seperti ketika kalian masih berada di Smudama sungguhpun mungkin sekarang kalian berada di jalan yang berbeda.
Foto Alumni Angkatan 15

Namun tetaplah terus bersinar untuk bisa menjaga pola interferensi yang terpisah setelah melalui celah yang kecil yang memisahkan sinar-sinar monokromatis. Tetaplah bersinar untuk masa depan yang lebih cerah dan tetaplah bersinar untuk Smudama yang lebih baik.

Selasa, 23 April 2013

KEEP SHINING, ALIGHT....!!!!!

SMUDAMA

Ujian Nasional telah berlalu. Siapa yang menyangka bahwa usaha kita selama ini untuk menuntut ilmu di tingkat sekolah mulai dari dasar hingga menengah atas ditentukan oleh beberapa lembar kertas ujian bertuliskan nama kita masing-masing dan menanti apakah yang kita lakukan selama ini bisa dinyatakan lulus atau harus mengulang di tahun selanjutnya. Siapa yang menyangka bahwa usaha kita selama kurang lebih dua belas tahun menempuh pendidikan sebagai seorang siswa yang haus akan ilmu di dunia ini ditentukan hanya dalam empat hari pelaksanaan ujian ini.

Namun, kami yang sekarang telah melalui semua itu di Smudama tidaklah heran akan hal tersebut. Kejadian yang tentunya sangat tidak disangka-sangka oleh kami yang ada di sini adalah malam ini. Sebuah malam yang membuat kami bingung antara ingin melanjutkan untuk tetap di sini ataupun pergi meninggalkan tempat yang seperti surga yang telah dititipkan oleh Tuhan di dunia ini. Sebuah malam yang membuat kami tidak menyangka bahwa kami bukan lagi menjadi seorang siswa dan harus berjuang melawan kenyataan yang ada di dunia ini. Sebuah malam yang akan selalu kami rindukan dan kami nanti-nantikan untuk bisa terulang kembali di masa yang akan datang atau bahkan hanya bisa terwujud di dunia yang berbeda.

Rasa dilema antara tetap ingin melanjutkan untuk menghiasi hari demi hari dengan sangat indah di tempat ini ataupun melanjutkan kehidupan untuk menghadapi setiap tantangan di luar yang lebih selalu menghantui kami pada malam hari ini. Bahkan kami sendiri pun tidak sempat berfikir bahwa malam ini telah tiba dan malam ini akan menjadi momen kami untuk memulai persiapan sebagai calon pemimpin bangsa ini juga sekaligus sebagai pemegang amanah segala bentuk kepercayaan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita untuk menjaga dan memanfaatkan apa yang ada di bumi kita yang tercinta ini.

PAGEL ALIGHT

Secara bahasa mungkin kami salah. Kami sering menyebut malam ini sebagai malam pagelaran seni sehingga dengan mudah kami mengingat kata ‘pagel’ sungguhpun sejatinya secara bahasa yang baku malam ini harusnya disebut sebagai malam pergelaran seni, bukan pagelaran seni. Namun kata ‘pagel’ sudah terngiang di kepala kami bahkan hal itu dimulai sejak kami bersedia untuk berkarya bagi Smudama. Pagel telah membuat kami merasa bisa bersatu dengan teman-teman kami sendiri, angkatan kami sendiri, dan pada akhirnya membuat kami bisa bersatu dengan angkatan-angkatan yang lain yang ada di Smudama untuk membuat kampus yang merupakan kampus adat tanpa madat ini menjadi lebih bersinar dan tetap bersinar sepanjang masa.

Bagi kami, Smudama adalah tempat yang paling ideal yang pernah kami jumpai di dunia ini. Tempat kami bisa bersaing di dalam kebersamaan serta meraih prestasi di dalam kebersahajaan.  Tempat kami untuk berkarya dan melihat indahnya surga yang telah diciptakan Tuhan di dunia ini. Tempat yang akan selalu dikenang selamanya. Smudama telah memberikan kami banyak pelajaran dan pengalaman untuk tetap bersinar saat mulai meredup, untuk tetap bangkit saat terjatuh, dan untuk tetap bersama dalam mengatasi semua masalah yang telah kami hadapi secara bersama-sama.

Tapi, tangan kami ternyata tidak mampu menahan sang surya untuk tenggelam di senja hari ini dan membuat malam ini akhirnya datang juga. Tak kuasa hati kami untuk mempersiapkan perasaan yang akan sangat menyakitkan karena harus meninggalkan tempat ini. Kami tidak tahu apakah di luar sana akan ada tempat yang seperti ini lagi atau tidak. Kami tidak tahu apakah mungkin jika memang tempat yang seperti ini ada di luar sana, dapatkah kami mengembalikan suasana yang sama seperti ketika kami berada di kota di tengah hutan ini? Dapatkah kami mengembalikan semua kenangan dan menjalaninya kembali di masa yang akan datang? Tentu jawabannya tidak dan itu yang membuat kami merasa sangat yakin bahwa hari ini benar-benar hari yang seharusnya tidak datang menjemput kami. Hari ini seharusnya tidak membuat kami kaget akan kedatangannya mengawal kami ke masa depan, masa yang sangat realistis dan tidak seideal Smudama.

ALIGHT

Alight. Secara normal, harusnya saya berada di antara mereka sekarang. Harusnya saya ikut bersama-sama dengan mereka berjuang untuk semua yang terjadi di Smudama. Namun, bukan kehendak dari saya sendiri yang menyebabkan saya harus menjadi bagian dari orang-orang yang selalu mendidik mereka dan mengarahkan mereka menjadi generasi terbaik di Smudama. Status saya yang sejatinya bersama mereka tidak membuat mereka menganggap saya sebagai seseorang yang sama dengan mereka. Mereka tetap menghargai dan mengikuti setiap harapan yang saya arahkan untuk bisa menjalani segala bentuk kehidupan di Smudama. Tapi sisi positif yang saya terima adalah saya bisa sedikit lebih akrab dengan angkatan yang saya rasa saat ini telah menjadi angkatan emas dari Smudama. Mereka hebat, mereka luar biasa.

Kepada semua Alight, selamat datang di dalam kehidupan yang sebenarnya. Selama datang di masa yang akan membuat kalian mengerti betapa indahnya kebersamaan yang telah kalian jalin di Smudama yang mungkin tak akan pernah terulang. Selamat bergabung bersama IKA Smudama di mana pun daerah kalian nanti berada. Yakinlah bahwa malam ini bukanlah akhir dari perjalanan kalian, ingat “it’s just the begining”. Biarkanlah air mata kalian malam hari ini menetes dengan derasnya, biarkanlah mata ini membengkak karena tidak mampu menahan air mata yang terus mengalir. Biarkanlah semua itu terjadi karena perpisahan ini tidak akan bisa ditangguhkan lagi. Mungkin kalian berfikir nantinya juga pasti akan bertemu di Makassar atau di tempat yang lain, tetapi yakinlah semua itu akan terasa berbeda. Semua itu hanya akan membuat kalian melihat bayang-bayang semu saja yang hanya bisa dikenang dalam hati dan pikiran kalian. Maka dari itu, menangsilah untuk Smudama bahkan bagi kalian yang cukup kuat untuk menahan tangisan sekalipun. Tangisan ini bukan berarti cengeng, tapi tangisan ini mengekspresikan segala bentuk kata-kata yang tidak bisa lagi terucapkan dengan mulut ini pada malah hari ini.

Tetapi Jangan pernah terlena dengan apa yang telah terjadi di malam ini, kalian telah berhasil melalui semuanya. Teruslah berkarya, tetaplah tersenyum, dan tetaplah bersinar untuk menerangi masa depan yang akan lebih cerah dengan kehadiran kalian. KEEP SHINING ALIGHT....!!!

ANGKATAN XV SMAN 2 TINGGIMONCONG