Minggu, 12 Juli 2015

Love Story (1): Pilot

Tahun lalu aku ingat kalau ingin mengaktifkan blog ini lagi dan membuat tulisan-tulisan yang berdasar atas curahan hatiku agar bisa menjadi pelajaran bagi diriku dan orang lain. Namun keadaan yang membuat aku harus sibuk dengan hal yang lain sehingga tidak ada satu waktu pun yang bisa aku manfaatkan untuk mengadukan jari tanganku dengan keyboard laptop ini untuk menuliskan kisah yang sangat berkesan dalam hidupku.

Tetapi apa yang aku rasakan tahun lalu kini terasa kembali. Saat ini aku benar-benar berlatih untuk mengelolah rasa sakit karena patah hati oleh kaum hawa yang sempat singgah di hatiku. Mungkin sudah jalannya seperti ini, tetapi bukanlah seorang manusia jika memang ternyata segala sesuatu yang telah dilaluinya tidak bisa dijadikan pelajaran berharga dalam hidupnya.

Sebelum memulai semua cerita yang akan aku tuliskan mungkin terlebih dahulu aku akan memperkenalkan sedikit tentang kehidupanku saat ini. Aku adalah putra kelahiran Makassar pada tanggal 31 Juli 1995, besar dan lahir di sana. Anak keempat, kandungan ketiga dari lima bersaudara dan hidup di lingkungan menengah ke bawah serta sederhana.

Aku memulai pendidikanku di sekolah dasar yang selalu berpindah-pindah. Kemudian melanjutkan ke tingkat sekolah menengah dengan durasi yang cukup singkat karena masuk di kelas akselerasi. Setelah itu meninggalkan keluarga untuk masuk ke sekolah tingkat atas yang mengharuskan aku untuk tinggal di asrama tepatnya di pegunungan latimojong, SMA Negeri 2 Tinggimoncong.

Saat ini aku sedang menempuh masa studi dengan merantau ke Institut Teknologi Bandung di program studi Teknik Sipil angkatan 2012. Sungguh aku merasakan banyak perbedaan budaya dan karakter orang-orang di tempat ini. Menjadi seorang perantau membuatku harus lebih ekstra dalam belajar agar tidak sia-sia dalam menuntut ilmu.

Akhirnya, untuk memaksimalkan pendidikan di sini aku mengikuti banyak serangkaian kegiatan untuk menjadikan masa pendidikan ini lebih bermakna dan bisa meningkatkan pengetahuanku tentang pendidikan baik itu dari segi hardskill di perkuliahan, maupun dari segi softskill. Makanya aku mengikuti beberapa kegiatan-kegiatan yang menurut aku esensial dan bisa menunjang proses pembentukan karakter selama berkuliah di sini.

Dimulai dengan memasuki suatu unit kegiatan kemahasiswaan berbasis kedaerahan yakni UKSS ITB atau Unit Kesenian Sulawesi Selatan ITB. Tempat di mana aku menemukan keluarga pertamaku di Bandung. Tempat yang menjadikanku bisa belajar banyak dalam mengelola pemikiran dan perasaan. Tempat untuk mengekspresikan emosi dalam kesenian dan menghasilkan karya-karya yang bisa dipentaskan. Sempat menjadi ketua Tim Pembentukan Alumni UKSS ITB dan akhirnya terbentuk, dan yang paling berkesan adalah pernah menjadi Ketua Umum UKSS ITB.

Selain itu aku mengikuti kegiatan keprofesian dalam sebuah organisasi bernama Himpunan Mahasiswa Sipil ITB (HMS-ITB). Di HMS-ITB juga aku belajar banyak tentang pengambilan keputusan berdasarkan alasan dan esensi yang ada dalam sebuah tindakan. Sempat menjadi anggota Komisi Pekerja Badan Perwakilan Anggota (BPA HMS-ITB) dan akhirnya sekarang bisa menjadi representasi dari kurang lebih lima ratus mahasiswa yang tergabung di dalam himpunan ini. Sungguh tanggung jawab yang sangatlah besar.

Dari setiap tanggung jawab yang aku ambil, selalu ada yang mengganggu dan sekaligus menghiasi keberjalanannya, yaitu cinta. Cinta selalu saja membuat semua yang bisa dipikirkan menjadi tak mampu dipikirkan sama sekali dan bisa membuat semua yang logis menjadi sesuatu hal yang tidak berlaku lagi di dalamnya.

Berikut adalah kisahku, tentang hidupku, cintaku, dan tentang kamu :)